Kisahku dalam
sebuah harapan semu
Aku mengenalmu tanpa sengaja mencoba dekat dengan
mu tapi seiring waktu berlalu akupun mulai menyadari bahwa dekat dengan mu itu adalah
hal yang tersulit bagiku apalagi memiliki mu adalah hal yang mustahil dalam hidupku.
Jika
memang tuhan tak mengizinkan kita untuk bersama hapuskanlah rasa sukaku kepadanya
buat aku agar tidak selalu berharap akan dirinya. Jika aku boleh meminta aku ingin
mati rasa dan tak pernah merasakan perasan seperti ini.
Tersenyum dalam sebuah tangisan itu adalah hal yang biasa bagiku saat aku melihat orang lain bahagia aku Cuma bisa tersenyum
dan berharap suatu saat nanti aku juga bisa seperti itu bersama seseorang yang
menerimaku apa adanya.
Aku
tak pernah berharap lebih akan dirinya hanya satu yang aku harap dari dirinya yaitu bisa menjadi
temannya itu saja sudah lebih dari cukup buat aku tersenyum.
Kadang aku selalu bertanya kenapa hidup aku seperti
ini selalu tak pernah di anggap oleh orang lain? Tak pernah di hargai oleh
orang lain?Apa aku sebegitu hinanya buat di anggap dan dihargai oleh mereka ? tapi
di balik semua pertanyaan yang ada pada diriku aku selalu ingat akan nasehat dari
orang tuaku, nasehat itulah yang membuat aku selalu merasa optimis dan akhirnya
bisa membuat aku bertahan sampai sekarang.
Sebesar apapun aku mencintai seseorang, tak akan
ada yang bisa mengalahkan cintaku kepada kedua orangtua ku yang selalu membuat aku
optimis di saat aku terjatuh dan selalu ada di saat senang maupun susah, tidak seperti
orang lain yang hanya bisa menjadi penonton yang memberi komentar pada kehidupan orang lain tanpa
tau apa yang terjadi sebenarnya .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar