sinopsis :))
TOGA DI TEPI JENDELA
Kiasah perjuangan menjadi sarjana ditengah keterbatasan dan hambatan
karya Iis Casmiati
Bagi sebagian orang,
bisa kuliah itu
adalah sesuatu hal yang sangat biasa, Tapi bagi Winarsih seorang anak
yang terlahir dari
keluarga yang kurang
mampu, bisa menjadi seorang
mahasiswa hanyalah sebuah
impian dan khayalan semata.
Ketika dia lulus SMA, orangtuanya tidak pernah mau mendukung
dia untuk meneruskan kuliah dengan alasan biayanya yang sangat mahal dan tidak
sesuai dengan perekonomian keluarganya. Bahkan, kedua orangtua nya lebih mendukung kalau dia
bekerja agar bisa ikut membantu meringankan
biaya hidup keluarganya. Hal tersebut berbanding terbalik dengan guru-
guru di sekolahnya, yang menginginkan dan selalu mendukung dia untuk
melanjutkan kuliah. Bahkan, ada salah satu guru yang mau membiayai dia kuliah
karena, guru tersebut tahu kalau Winarsih mempunyai kemampuan akademik yang sangat
bagus dan menyayangkan kalau sampai dia tidak melanjutkan ke bangku kuliah.
Melihat penghasilan orangtuanya yang
hanya cukup untuk makan diapun nyaris putus asa. Bahkan, petugas tata usaha
(TU) di sekolahnya sering menghina dan mentertawakan dia. Apalagi, ketika dia
ikut daftar sebagai mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negeri. Saat itu,dia sebenarnya sudah tidak punya harapan lagi untuk meneruskan ke bangku kuliah
dan lebih memilih untuk kerja sesuai dengan apa yang diinginkan keluarganya. Sebelum
dia mengambil keputusan untuk bekerja, dia pun berpikir tentang pekerjaan apa
yang akan dia dapatkan dengan hanya bermodal ijazah SMA dan diapun tidak mau
mengecewakan guru-gurunya apalagi orang yang sudah membiayai dia selama duduk
di bangku SMA.
Berawal dari ingin mengubah nasib keluarga, diapun
memberanikan diri untuk meneruskan kuliah. Walaupun sebenarnya pada saat itu
hatinya belum sepenuhnya bertekad untuk kuliah. Akhirnya, diapun mengatakan yang
sejujurnya kepada orangtuanya bahwa saat ini dia sedang mengikuti seleksi
beasiswa untuk kuliahnya. Dengan banyak pertimbangan, akhirnya orangtuanya pun
memberikan restu kepada Winarsih untuk kuliah dan hanya Winarsih lah yang
merasakan indahnya duduk dibangku kuliah diantara anak-anaknya yang lain.
Akhirnya,
perjuangan Winarsih selama ini tidak
sia-sia dan membuahkan hasil yang baik dan diapun bisa membahagiakan sekaligus
membanggakan orang-orang yang sudah memberikan dukungan dan semangat kepada dia.
Dengan diterimanya dia di ITB sekaligus mahasiswa yang mendapat beasiswa atas
prestasinya, dia bisa membuktikan bahwa dia mampu dan bisa mewujudkan impiannya
selama ini menjadi kenyataan terutama kepada
orangtua dan orang yang sudah membiayainya ketika duduk dibangku SMA. Ketika
dia memberitahukan keberhasilannya kepada guru yang telah membiayainya, guru
itupun langsung mengumumkan kepada guru-guru yang lain bahwa dia adalah satu-satunya siswa di SMAnya yang
berhasil lolos SNMPTN ke ITB.
Untuk menjadi seorang SARJANA ditengah
hambatan dan keterbatasan itu tidak mudah. Tapi, Winarsih selalu yakin bahwa disetiap kemauan itu pasti ada jalan, dan setiap jalan yang kita lalui
dalam hidup itu tidak selalu mulus, pasti ada hambatan dan rintangannya.
Karena, kita
tidak akan pernah merasakan nikmatnya sehat bila kita tidak pernah merasakan
sakit. Maka dari itu, Winarsih
pun sangat bahagia dan bangga dengan keberhasilan yang sudah dia dapatkan
sekarang dengan menjadi SARJANA TEKNIK
MATERIAL di ITB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar