Welcome to hellokitty note's

Sabtu, 11 Mei 2013

sinopsis :))


TOGA DI TEPI JENDELA

Kiasah perjuangan menjadi sarjana ditengah keterbatasan dan hambatan

karya Iis Casmiati

Bagi  sebagian  orang,  bisa  kuliah  itu  adalah  sesuatu  hal yang sangat  biasa, Tapi bagi Winarsih seorang  anak  yang  terlahir  dari  keluarga  yang  kurang  mampu,  bisa menjadi  seorang  mahasiswa  hanyalah  sebuah  impian  dan khayalan semata.  

Ketika dia lulus SMA, orangtuanya tidak pernah mau mendukung dia untuk meneruskan kuliah dengan alasan biayanya yang sangat mahal dan tidak sesuai dengan perekonomian keluarganya. Bahkan,  kedua orangtua nya lebih mendukung kalau dia bekerja agar bisa ikut membantu meringankan  biaya hidup keluarganya. Hal tersebut berbanding terbalik dengan guru- guru di sekolahnya, yang menginginkan dan selalu mendukung dia untuk melanjutkan kuliah. Bahkan, ada salah satu guru yang mau membiayai dia kuliah karena, guru tersebut tahu kalau Winarsih mempunyai kemampuan akademik yang sangat bagus dan menyayangkan kalau sampai dia tidak melanjutkan ke bangku kuliah.

            Melihat penghasilan orangtuanya yang hanya cukup untuk makan diapun nyaris putus asa. Bahkan, petugas tata usaha (TU) di sekolahnya sering menghina dan mentertawakan dia. Apalagi, ketika dia ikut daftar sebagai mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negeri. Saat itu,dia sebenarnya sudah tidak punya harapan lagi untuk meneruskan ke bangku kuliah dan lebih memilih untuk kerja sesuai dengan apa yang diinginkan keluarganya. Sebelum dia mengambil keputusan untuk bekerja, dia pun berpikir tentang pekerjaan apa yang akan dia dapatkan dengan hanya bermodal ijazah SMA dan diapun tidak mau mengecewakan guru-gurunya apalagi orang yang sudah membiayai dia selama duduk di bangku SMA.

Berawal dari ingin mengubah nasib keluarga, diapun memberanikan diri untuk meneruskan kuliah. Walaupun sebenarnya pada saat itu hatinya belum sepenuhnya bertekad untuk kuliah. Akhirnya, diapun mengatakan yang sejujurnya kepada orangtuanya bahwa saat ini dia sedang mengikuti seleksi beasiswa untuk kuliahnya. Dengan banyak pertimbangan, akhirnya orangtuanya pun memberikan restu kepada Winarsih untuk kuliah dan hanya Winarsih lah yang merasakan indahnya duduk dibangku kuliah diantara anak-anaknya yang lain.

            Akhirnya,  perjuangan Winarsih selama ini tidak sia-sia dan membuahkan hasil yang baik dan diapun bisa membahagiakan sekaligus membanggakan orang-orang yang sudah memberikan dukungan dan semangat kepada dia. Dengan diterimanya dia di ITB sekaligus mahasiswa yang mendapat beasiswa atas prestasinya, dia bisa membuktikan bahwa dia mampu dan bisa mewujudkan impiannya selama ini menjadi kenyataan  terutama kepada orangtua dan orang yang sudah membiayainya ketika duduk dibangku SMA. Ketika dia memberitahukan keberhasilannya kepada guru yang telah membiayainya, guru itupun langsung mengumumkan kepada guru-guru yang lain  bahwa dia adalah satu-satunya siswa di SMAnya yang berhasil lolos SNMPTN ke ITB.

            Untuk menjadi seorang SARJANA ditengah hambatan dan keterbatasan itu tidak mudah. Tapi, Winarsih selalu yakin bahwa disetiap kemauan itu pasti ada jalan, dan setiap jalan yang kita lalui dalam hidup itu tidak selalu mulus, pasti ada hambatan dan rintangannya. Karena, kita tidak akan pernah merasakan nikmatnya sehat bila kita tidak pernah merasakan sakit. Maka dari itu, Winarsih pun sangat bahagia dan bangga dengan keberhasilan yang sudah dia dapatkan sekarang dengan menjadi  SARJANA TEKNIK MATERIAL di ITB.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar